Assalamu'alaikum akhi wa ukhti

Selamat datang, dan selamat berjumpa lagi dengan kami, Sebelumnya marilah kita panjatkan Puji Syukur kita kehadirat Allah SWT, yang dimana kita telah diberikan anugrah berupa kesehatan, kecerdasan, dan kemaslahatan dunia wal akhirat . . . . Amin!!!.

-->

Selasa, 07 Februari 2012

Konsep Diri


Konsep Diri



Tiada kenikmatan terbesar dalam hidup ini kecuali kita tercelup dan mencelupkan diri dalam Islam. Islamlah yang mengantarkan kita meraih kebahagiaan hakiki. Dengan Islam, kita memperoleh kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat.

Untuk mempertahankan kenikmatan Islam ini, butuh perjuangan yang amat besar untuk tetap istiqamah berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran Islam. Dalam Alquran surat Asy-Syams (91) ayat 8-9 ditegaskan bahwa jiwa kita diilhami dua jalan, yakni jalan kefasikan dan jalan ketakwaan. ''Maka, Kami ilhamkan jalan kefasikan dan ketakwaan. Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri.''

Manusia diciptakan dari unsur tanah dan ditiupkan ruh. Jika jiwa kita didominasi unsur tanah yang merupakan representasi kerendahan, maka jiwa kita berkecenderungan melakukan perbuatan hina. Sebaliknya, jika kekuatan ruh lebih mendominasi jiwa, maka kita pun akan cenderung pada kebaikan. Tarik-menarik antara keburukan dan kebaikan ini akan terus-menerus berlangsung dalam kehidupan kita di muka bumi. Kita juga menghadapi tantangan lain, yakni strategi Iblis yang tiada henti menyesatkan kita. ''Iblis berkata, 'Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan kesesatan padaku, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka seluruhnya'.'' (QS Al-Hijr [15]: 39).

Maksud dari kondisi ini tak lain adalah untuk menguji kualitas keimanan agar Allah SWT mengetahui mana di antara kita yang benar imannya dan tidak. Adapun perjuangan mempertahankan keimanan dan keislaman ini membutu2hkan konsep diri yang jelas.

Kita diciptakan di atas dunia ini bukanlah merupakan kesia-siaan, namun memiliki tujuan. Pertama, untuk beribadah dan memurnikan ketaatan kepada-Nya (QS Adz-Dzariyat [51]: 56). Kedua, untuk memakmurkan muka bumi sesuai ketentuan dan petunjuk-Nya (QS Al-Baqarah [2]: 30).

Konsep diri yang jelas juga menuntut kesadaran kita terhadap hakikat kemanusiaan. Pertama, manusia itu diciptakan di atas fitrah (QS Ar-Rum [30]: 30). Kedua, pada dasarnya manusia itu diciptakan lemah (QS An-Nisa' [4]: 28).

Ketiga, manusia itu bodoh dan senantiasa menzalimi dirinya (QS Al-Ahzab [33]: 72). Keempat, manusia itu fakir dan tidak memiliki apa-apa (QS Fathir [35]: 15).

Kesadaran terhadap hakikat kemanusiaan dan tujuan penciptaan ini menjadikan kita senantiasa terbingkai pada ketentuan Islam. Konsep diri yang menggariskan pemahaman kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki tujuan penciptaan dan kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

( Toko Barokah )

bakaluntung.blogspot.com